Jumat, 13 Januari 2012

PERSYARATAN & KETENTUAN TEST FISIK/KEBUGARAN


PERSYARATAN & KETENTUAN TEST FISIK/KEBUGARAN

1.     Peserta diharap hadir 30 menit sebelum pelaksanaan dimulai.
2.     Peserta menggunakan kaos olah raga, training/ celana pendek dan sepatu olah raga.
3.     Peserta diharapkan sarapan terlebih dahulu jangan dalam keadaaan perut kosong ( makan ringan jangan terlalu kenyang ).
4.     Bagi peserta yang mempunyai penyakit jantung, hernia, asma, pernah patah kaki/ tangan, tekanan darah tidak normal atau baru menjalankan operasi disarankan tidak mengikuti test fisik/ kebugaran ini untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan yang berakibat fatal.
5.     Test Fisik/ Kebugaran meliputi Lari 12 menit, Push Up, Sit Up, Pull Up dan Setle Run.
6.     Disarankan membawa baju pengganti
"SAMAPTAN JASMANI"

  1. Lari 12 Menit

    • Jangan ada berhenti
    • Usahakan dapat >7 putaran lapang bola

  1. Push Up min 30
  2. Sit Up min 30
  3. Restok min 7
  4. Stateran min < 15 detik dalam 3 x putaran angka 8
Lari 12 menit usahakan > 5 Lapangan
Push Up = 40 =100
Sit Up = 40 = 100
Restok hasilnya x 10
Stateran < 15 detik dalam 3 x putaran angka 8

ditambah tes Vertido
musing melihat satu titik fokus selama 3x tuk melihat keseimbangan

Sebelumnya ,,,
di tensi terlebih dahulu oleh pihak panitia,,,,,

Soal - Soal Latihan Psikotes Tes PLN


PSIKOTES

            Phsicology Test/Tes Psikologi atau psikotes/psikotest sebagai bagian dalam tahapan penerimaan calon pegawai. Keunikan dari tes ini adalah pada “ketidakpastiannya”. Mengapa? Karena faktor dapat memutarbalikan perhitungan logis potensi seseorang. Sebagai contoh, seseorang lulusan perguruan tinggi terbaik di negeri ini dengan IPK : 3 koma dan berpengalaman sebagai asisten dosen, tidak dapat lolos dari lobang jarum ujian psikotes sehingga akhirnya harus berwirausaha karena belum pernah mampu melewati psikotes untuk diterima bekerja di sebuah perusahaan. Memang ini ironi, namun ini fakta. Psikotes memang merupakan fenomena tersendiri bagi para pelamar kerja. Penulis juga pernah menghadapi hal serupa, untuk kemudian harus bangkit melalui proses “learning by doing”. Penulis bukan seorang psikiater maupun phsicology tester, namun beberapa tips yang akan dishare berikut ini, berdasarkan pengalaman penulis ketika menghadapi psikotes, diharapkan mampu membantu mengurangi kegagalan psikotes Anda:

  1. Tes Logika Aritmatika
Tes ini terdiri atas deret angka. Yang diukur dalam tes ini adalah
kemampuan analisa anda dalam memahami polapola/kecenderungan tertentu (dalam wujud deret angka) untuk kemudian memprediksikan halhal lain berdasarkan pola tersebut. Tipsnya:
1) jangan terpaku pada deret hitung atau deret ukur perhitungan matematika saja yaitu jangan terpaku pada 3 4 angka terdepan dalam deret namun adakalanya anda melihat deret secara keseluruhan karena pola bisa berupa urutan, pengelompokan berurutan maupun pengelompokan loncat.
2) Ingat keterbatasan waktu. Jangan terlalu asyik dan terpaku hanya pada sebuah soal yang penasaran ingin anda pecahkan, lompati ke soal berikutnya karena terkadang soal di bawahnya lebih mudah dipecahkan dibandingkan soal sebelumnya.
      3) Anda bisa melatih
kemampuan anda ini dari bukubuku tes UMPTN/SPMB untuk materi deret hitung/deret ukur.

Contoh:
16 8 4 2 1 1/2 C C
45 15 18 6 9 3 C C




2.     Tes Logika Penalaan.
            Tes ini terdiri atas deret gambar baik 2 maupun 3 dimensi. Yang ingin diukur dalam tes ini adalah kemapuan anda dalam memahami polapola/kecenderungan tertentu (dalam wujud gambar) untuk kemudian melakukan prediksi berdasarkan pola anda tersebut: Tipsnya: konsetrasi, hatihati dan teliti. Karena bentukbentuk yang ditawarkan hampir serupa walau tak sama.Contoh:


3.     Analog Verbal Test.
            Tes ini terdiri atas 40 soal yang berisi sinonim/antonim/analog suatu kata. Yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan logika anda terhadap sebuah kondisi, untuk melihat sejauh mana anda memahami sebabakibat suatu permasalahan. Tipsnya: Apabila anda bermasalah dengan konsentrasi dan logika, anda bisa membypassnya dengan menghafal soal dan jawaban. Karena beberapa kali penulis menghadapi tes in, soal yang diberikan relatif sama. Contoh:
wanita : kebaya = pria :
a. sepatu b. baju c. topi d. jas
kubus : pyramid = empat persegi :
a. peti b. mesir c. pentagon d. Segitiga

4.     Kraeplien/Pauli.
            Tes ini terdiri atas gugusan angkaangka yang tersusun secara membujur (atasbawah) dalam bentuk lajurlajur. Calon pegawai diminta untuk menjumlahkan dua angka yang berdekatan dalam waktu tertentu di setiap kolom dan menuliskan disampingnya. Yang diukur dalam tes ini adalah konsistensi, ketahanan, sikap terhadap tekanan, kemampuan daya penyesuaian diri, ketelitian sekaligus kecepatan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Tipsnya :
·         Jangan sekalipun menggunakan pensil mekanis dalam tes ini melainkan pensil biasa atau pulpen saja, karena tes ini sangat terikat dengan waktu. Pensil mekanis membutuhkan direload ketika ujung granitnya habis, mekanisme ini membutuhkan waktu sekitar 0.51 detik. Apabila anda melakukan reload dalam 10 lajur berarti anda telah kehilangan waktu 510 detik.
·         Usahakan jumlah angka yang dijumlahkan di masingmasing kolom stabil. Hasilnya akan lebih baik jika dibandingkan anda memaksakan diri di awal tes namun tergopohgopoh di pertengahan dan akhir tes. Kendalikan diri anda untuk menghemat tenaga.
·         Jangan sekalipun melakukan cheating terhadap waktu maupun hasil penjumlahan. Hal ini akan merugikan anda sendiri karena justru untuk cheating anda akan membutuhkan waktu sekian detik untuk memutuskan dan itu berarti justru membuang waktu dan memubuat grafik penjumlahan anda tidak alami. 4) Hal yang paling penting dari keseluruhan tes kraeplein adalah konsentrasi. Terkadang anda akan merasa blank padapertengahan tes, namun anda harus bisa bangkit & fokus lagi pada tes. Untuk itu kondisi fisik sangat berpengaruh. Usahakan tidak begadang dan sarapan dahulu sebelum berangkat tes karena model tes ini sangat menyedot energi anda.

  1. Wartegg Test.
          Tes ini terdiri atas 8 kotak yang berisi bentukanbentukan tertentu seperti titik, garis kurva, 3 garis sejajar, kotak, dua garis saling memotong, dua garis terpisah, tujuh buah titik tersusun melengkung dan garis melengkung. Anda akan diminta menggambar kemudian menuliskan urutan gambar yang telah anda buat, lalu menuliskan nomor gambar mana paling disukai, tidak disukai, sulit dan mudah menurut anda. Yang diukur dalam tes ini adalah emosi, imajinasi, intelektual dan aktifitas subjek. Contoh:

Tipsnya adalah:
            1) Urutan menggambar sebaiknya anda buat kombinasi antara sesuai nomor dan
acak. Misalnya 1,2,3,4 kemudian 8,7,6,5. Karena apabila anda menggambar berdasarkan urutan 1,2,3,4,5,6,7,8 anda dipandang HRD sebagai orang yang kaku/konservatif sedangkan apabila anda menggambar secara acak misalnya 5,7,6,8,3,2,4,1 anda akan dipandang HRD sebagai orang yang terlalu kreatif, inovatif dan cenderung suka akan ‘breaking the low‘.
            2) Kalau anda bergender lelaki jangan mulai dengan nomor 5, karena beberapa anggapan menyebutkan hal ini berpengaruh terhadap orientasi seks anda. Berikut ini adalah salah satu contoh pengerjaan yang pernah digunakan penulis untuk melewati tahap psikotes ini:

6.     Draw A Man Test (DAM)
            Tes ini mengharuskan anda untuk menggambar sesorang, untuk kemudian anda deskripsikan usia, jenis kelamin dan aktifitas orang tersebut. Tes ini dipergunakan untuk mengatahui tanggung jawab, kepercayaan diri, kestabilan dan ketahanan kerja. Tipsnya:
            1) Gambarlah orang tersebut secara utuh mulai dari ujung kepala sampai ke ujung kaki, termasuk detil muka seperti mata, hidung, mulut dan telinga.
            2) Gambarlah orang tersebut dalam keadaan sedang melakukan aktifitas, misalnya pak tani sedang membawa cangkul, eksekutif muda sedang menenteng koper dsb.

7.     Army Alpha Intelegence Test.
            Tes ini terdiri atas 12 soal yang berisi kombinasi deretan angka dan deretan bentuk. Soal satu soal kadang terkait dengan soal sebelumya. Yang diukur dalam tes ini adalah kemampuan daya tangkap Anda dalam menerima dan melaksanakan instruksi dengan cepat dan tepat. Tipsnya : konsentrasilah kepada apa yang dikatakan narator, karena narator tidak akan mengulang instruksi tersebut dan waktu yang diberikan sangat terbatas. Sabar, jangan terburu menjawab, sebelum narator selesai memberikan instruksi.   Contoh:
            Narator akan mediktekan soal sebagai berikut : “Coretlah angka ganjil dalam kotak dan coretlah angka genap yang berhuruf dalam lingkaran, kerjakan!” dan pada lembar jawaban akan diberikan gambar sebagai berikut:

8.     Menggambar Pohon.
            Tes ini terdiri atas tugas untuk menggambar pohon dengan kriteria :
berkambium (dicotyl), bercabang dan berbuah. Sehingga tidak diperbolehkan kepada anda
menggambar pohon jenis bambu, pisang, semak belukar ataupun jenis tanaman monocotyl
lainnya. Tipsnya :
1) Pada setiap tes menggambar pohon yang pernah dilalui, penulis selalu
menggambar pohon nangka. Karena pohon tersebut mewakili jenis tanaman dicotyl / berkambium.
2) Walaupun anda tidak begitu pandai dalam hal menggambar, usahakan menggambar secara detil dan rinci setiap komponen dari pohon tersebut seperti tangkai, bentuk daun, kerapatan daun, buah, akar bahkan alur pohon.
3) Untuk hasil yang lebih maksimal, fotolah pohon tersebut, pelajari karakter jenis pohonnya, kemudian latihlah kemampuan menggambar anda dengan mengacu pada foto tersebut.


9.     Edwards Personal Preference Schedule (EPPS).
            Tes ini terdiri atas pilihanpilhan jawaban yang paling mencerminkan diri anda. Tes ini dipergunakan untuk mengetahui seberapa besar motivasi, kebutuhan dan motif seseorang. Tipsnya:
1) Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur sesuai dengan kondisi anda, setidaknya yang paling mendekati, karena pertanyaan akan berulang di nomornomor berikutnya, sehingga apabila jawaban anda tidak sinkron, hal ini akan merugikan Anda. Kejujuran anda terkait dengan cerminan kesesuaian diri anda terhadap lowongan pekerjaan yang anda lamar.
2) Secara keseluruhan, tes EPPS ini memang paling sulit untuk diadjustment (diakali), namun setidaknya ada beberapa pertanyaan yang bisa diadjustment untuk disesuaikan dengan lowongan pekerjaan yang anda pilihan. Misalnya ketika anda melamar menjadi pegawai Bank, pilihlah jawabanjawaban yang mencerminkan kejujuran, keteraturan, kedisiplinan dan mampu bekerja dalam teamwork.
3) Karena sulitnya proses adjusment tehadap tes ini, jalan paling praktis yang dapat ditempuh adalah memperbaiki diri (self improvement) anda dalam segala hal, setup diri anda menjadi seakanakan seseorang profesional dalam setiap tingkah laku keseharian anda seperti: jujur, tepat janji, tanggung jawab dan disiplin. Karena cerminan pola pikir dan tingkah laku positif diri anda, akan tertuang tanpa anda sadari dalam hasil tes.
Contoh Soalnya:
A. Saya suka memuji orang yang saya kagumi
B. Saya ingin merasa bebas untuk melakukan apa saja yang saya kehendaki
A. Saya merasa bahwa dalam banyak hal saya kalah dibandingkan orang lain
B. Saya suka mengelakkan tanggung jawab dan kewajibankewajiban

10.                        Learning By Doing.
            Pengalaman memang guru yang paling baik. Lakukan perbaikan
perbaikan secara continue baik terhadap diri anda maupun terhadap kemampuan anda, di setiap psikotes yang anda hadapi. Misalnya seperti : melatih diri terhadap kesalahan/kesulitan yang dihadapi pada psikotes sebelumnya, membaca kembali materi psikotes secara keseluruhan semalam sebelum menghadapi psikotes (refreshment) dan mempersiapkan fisik sebaikbaiknya karena pada dasarnya psikotes akan selalu Anda kerjakan dalam keadaan tegang dan tekanan. Karena dengan mekanisme tersebut, psikotes bukan meruapakan momok yang harus anda hindari, namun anda akan lambat laun berteman dan akrab dengan psikotes.


Rabu, 11 Januari 2012

KUAN KUAN KALAK KARO

KUAN KUAN KALAK KARO



Melas pe ningen api adi la icikep labo meseng
Piga-piga erbage kesusahen nggeluh, adi la ibahan sababna labo jumpa. Mesui gia ningen ibas tutupen, adi la ibahan dalin itutup, labo jelma itutup.

Adi pajek gara api, kugapa pe rubatiGara api pajek adi si man tanggerenken la lit. Ertina, adi mesera kel baban nggeluh, nakan man pangan la lit, kutera pe labo i eteh mehuli.

Ngutkut bagi api bas segalIkataken ku jelma si permenek, nggit ngerem-ngerem ukurna. Atena segat entah morah-morahna ibuni-bunikenna. Seh mawen-mawen dagingna kertang itindan-tindan ukurna.

Keri-keri arang besi la tembe
Sibar ngasup enggo ikeriken, tapi sura-sura la seh. Umpama guna nekolahken anak, orang tua enggo tungtung kapur, lembu idayaken, sabah iputangken, tapi erkiteken anak la rate tutus, sekolahna la rasil.

Aras jadi Namo
Kalak si mesera babanna nggeluh jadi kalak bayak. Kebalikenna : Namo jadi Aras. Biasa ka ipersada, : Aras jadi namo, namo jadi aras. Ipake ngandingken kumalih jaman. Kalak si musil jadi jore, si jore salih ku mesera.

Ngasuhi anak arimo, jukut nakanna
Ikuanken ku jelma si la terasuhi perbahan seh royalna, la meteh mehuli.

Bagi si ngasuhi anak arimo, la lit nakanna, kita irigepna
Iandingken ku jelma si mesera manjangisa, janah adi la ibere, kita ikurukna entah duit ta i tangkona.

Bagi arimo natap tabe
Ningkalak, adi arimo ercurmin bas lau, megah akapna ngenehen rupana, seh lupa ndarami nakan. Ikuanken man jelma si labo entabeh babanna nggeluh, tapi la atena erdahin, perbahan jore akapna bana.

Bagi arimo tua-tua
Arimo tua-tua, janahna erdalan pe lit nge rusur sorana bagi sora kalak jungut-jungut.
Ikataken man jelma si mejungut, enggo me ia sinik nuate, jungut-jungut denga kang.

Bagi aringgeneng nandangi tongkap
Sorana nandangi tongkap, erdengung-dengung, sung megang sung lahang
Iumpamaken kusora kalak si nurdam mejile.

Bagi aringgeneng beru-beru, la neren
Iandingken ku jelma si la perpang, sitik pe kalak la mehangke. Biasa ikataken man anak perana, si la ibiari singuda-nguda sabap ngkuit pe la pang.

Labo terbuat ate tungir asa punggaAntusenna, pemindon si kutera pe ibahan la terdemi, pemindon si lang-lang. Umpamana danak-danak ngandung, ipindona gelah itukur kuda.

Gerantang Acih
Ngataken jelma pergerantang, mehantu tempa, tapi situhuna ia percikcik.

Menang bas babah, talu bas perukuren
Ikuanken ku kalak si la lit pemetehna, tapi ngerana la nggit talu, ia tempa si beluhna. Gelah menang bas cakap, rugi pe ia nggit.

Babahna bagi bulan erlajar
Ngataken tempas babah mejile.

Adi kidaram salu babah, ndigan pe la dat
Ikataken ku jelma si la mejingkat kidaram. "Ija kin, ..la kap lit ije", nina rusur. Biberna ngenca kemuit, tanna la cigargar, janah matana la metenget pepayosa.

Petembal bagi persepah babi
Ngandingken perukuren la des, entah pe silawanen. Umpamana, orang tua merincuh maka anakna mengketi sekolah guru. Ate anak, kujapa pe labo dalih, gelah ula ku sekolah guru.

La ngidah ikur babi pe
Ikataken kempak kalak si tutus kal atena erdahin. Pagi-pagi lampas ku juma, ikur babi pe lenga teridah. Karaben pe kenca gelap maka ku rumah, ikur babi lanai ka teridah.

Bagi babi Lau Baleng
Bagi babi Lau Baleng tersena galang janah mbur.
Ikateken kempak jelma si seh burna

Njula babi salu kedep
Ikuanken kempak jelma si la terjula. Bicara perbahan ate kalak nembeh pe maka ibere kalak, la mberat tanna ngalokenca.

Cerita Rakyat Sumatera Utara : Legenda Simbuyak-mbuyak


Pada masa dahulu, di tanah Dairi ada sebuah negeri Urang Julu namanya. Di negeri itulah hidup sebuah keluarga terdiri dari sembilan orang yaitu ibu, bapak dan tujuh orang anaknya. Negeri itu besar dan penduduknya banyak. Nama anak-anaknya itu mulai dari yang paling tua berturut-turut adalah Simbuyak-mbuyak, Turuten, Pinayungen, Maharaja, Tinambunen, Tumangger dan Anak Ampun. .............

Adapun si sulung cacat tubuhnya sejak lahir, yaitu tulang belakangnya sangat lemah. Karena itu dia tak bisa berdiri apalagi berjalan seperti saudara-saudaranya yang lain. Melihat keadaan si sulung yang demikian, orang tua itu dengan bijaksana menasehati anak-anaknya; " Manusia memang menginginkan yang sempurna dan yang baik, tapi Tuhan yang menciptakan kita lebih berkuasa dan lebih menentukan.

Jika dikehendakinya dikuranginya kesempurnaan kita, dan jadilah kita seperti abangmu itu. Tetapi walau bagaimana dia adalah yang tertua diantara kalian. Dan dia juga adalah ciptaan Tuhan. Karena itu kalian harus tetap hormat sebagaimana layaknya adik-adik kepada abangnya. Dan jika itu kalian tidak lakukan , maka kalian akan berdosa menurut pandangan Tuhan Yang Maha Pencipta, karena telah membeda-bedakan ciptaan-Nya. Dan semua nasehat itu dilaksanakan dengan baik oleh keenam anaknya itu. Demikianlah ketujuh bersaudara itu hidup rukun dan damai, saling hormat-menghormati satu sama lain.

Lama kelamaan meningkat dewasalah anak-anak itu dan sebagaimana biasanya di Tanah dairi, maka pemuda-pemuda yang sudah meningkat dewasa haruslah meninggalkan kampung halaman, merantau ketempat-tempat sekitar, mencari nafkah untuk hidup. Bermacam-macam pekerjaan yang dapat dilakukan pemuda-pemuda pada waktu itu, dan bahkan juga sampai sekarang ini. Umpamanya mereka mencari kemenya, mengambil mayang ataupun mengumpulkan kapur barur di hutan. Ketika itu kapur barus sangat bagus harnya, harganya berimbang dengan harga emas.

Hanya emas yang ada waktu itu adalah yang rendah mutunya, yakni 8 karat saja. Demikianlah adik Simbuyakmbuyak telah bertekat hendak pergi merantau mencari kapur barus. Ketika hal itu diberitahukan mereka kepada abangnya itu, maka siabang ini pun menyatakan keinginannya, agar diajak turut bersama-sama. " Kalian ikutkanlah aku dalam rombongan. Setidak

Begitulah kata Simbuyak-mbuyak kepada adik-adiknya. Akhirnya mereka pun setuju, begitu pula kedua orang tua mereka. Maka berangkatlah ketujuh bersaudara itu. Perjalanan mereka amat sulit, karena melalui hutan dan lembah serta gunung-gunung. Apalagi dalam perjalan itu mereka harus menggendong abangnya secara berganti-ganti. Dan ditempat-tempat tertentu seperti pendakian dan penurunan, Simbuyak-mbuyak mereka tandu bersama-sama.

Lama kelamaan sampai jugalah mereka ke hutan yang banyak menghasilkan kapur barus. Mereka memilih lereng gunung Sijagar, tempat membuat gubuk untuk ditinggali selama mencari kapur barus itu. Tempat yang mereka pilih itu tepat dipertengahan lereng gunung itu , sesuai dengan permintaan abang mereka Simbuyak-mbuyak.

Caranya mereka menentukan tempat itu ialah dengan jalan mengukur jarak dari kaki sampai ke puncak Gunung. Tepat dipertengahan jarak itu, di lereng gunung Sijagar mereka bangun gubuk. Kayu-kayu yang selama ini dipakai untuk pemikul Simbuyak- mbuyak mereka tanamkan dimuka gubuk. Tak lama kemudian tumbuhlah disana pohon-pohon yang rimbun.

Sampai sekarang ini jenis kayu yang berasal dari tanaman Simbuyak-mbuyak dan adik-adiknya itu masih ada disana, begitu juga bekas tempat perumahan mereka. Dari Gunung Sijagar kalau dilayangkan pandang, maka akan jelas terlihat daerah Manduamas dan Boang terbentang luas. Dan jika pandang diarahkan ke tempat yang lebin jauh , mata kita akan tertumbuk denga laut lepas Samudera Indonesia.

Di kedua lereng gunung Sijagar mengalir dua buah anak sungai . Keduanya bersatu menjadi sebuah sungai yang lebih luas di dataran rendah, dinamakan sungai Sijagar. Sungai ini kemudian bermuara ke laut. Air sungai Sijagar sangat jernih dan bening, dan rasanya sejuk serta segar. Adapun kebiasaan orang mencari kapur barus ialah sepakat, seia sekata . Adalah pantangan bagi mereka untuk bertengkar dan bersengketa bagi mereka sesama pencari kapur barus. " Hanyalah orang seia sekata saja yang mungkin berhasil dalam usaha mereka ", demikian petua yang harus dipegang teguh oleh para pencari kapur barus itu.

Keenam adik Simbuyak-mbuyak mulailah mencari kapur barus ke dalam hutan. Simbuyak-mbuyak sendiri tinggal di gubuk. Sebagai pengisi waktu dia bekerja memintal tali. Ternyata hasil yang diperoleh adik-adiknya itu tidak sebanyak yang diharapkan. Beberapa lama mereka bekerja keras mengumpulkan kapur barus hasilnya tetap mengecewakan mereka. Ada satu hal lagi yang menambah kekecewaan Simbuyak-mbuyak, yakni hasi yang sedikit itu sering-sering habis dimakan abangnya itu.

Dengan demikian hanya sedikit saja kapur barus yang dapoat mereka kumpulkan di gubuk mereka. Pada mulanya mereka masih dapat bersabar melihat tingkah laku abangnya. Tetapi lama kelamaan habis juga kesabaran mereka. Pada suatu kali berkata Si Turuten : " Keadaan kita memang tidak adil. Kita semua bekerja keras, tetapi abang kita yang enak-enak saja memakani hasil-hasil yang berdikit-dikit kita kumpilkan. Jika begini terus-terusan, akan sia-sia sajalah jerih payah kita." Apa yang dikatakan Si Turuten dapat dibenarkan oleh yang lain, namun demikian Tinambunen dan Tumangger tetap berusaha menyabarkan.

" Kita jangan sampai berselisih", kata yang berdua itu kepada yang lainnya. Kemudian ditunjukkannya jalan, " Jika kesepakatan sudah tidak dapat diteruskan, daripada berselisih ditengah hutan ini, lebih baik pulang saja kerumah orang tua". Akhirnya mereka setuju untguk meneruskan usaha-usaha mencari kapur barus itu. Simbuyak-mbuyak sendiri mengetahui ada rasa tidak senang pada beberapa orang adiknya. Tetapi dia selalu saja berbuat seolah-olah tidak tahu.

Dan jika ditanya adiknya apa guna tali yang dipintalnya itu, dia tidak mau menjelaskan, kecuali berkata : " Tunggulah, pada suatu saat nanti, tentu tali ini akan berguna untuk kita semua". Rupanya Simbuyak-mbuyak bukan manusia biasa. Malam hari ketika semua adiknya sudah tidur lelap, maka pergilah dia ke luar menjelajahi hutan. Dia dapat mengetahui mana-mana diantara pohon itu yang berisi kapur barus dan yang tidak. Bahkan dapat juga diketahui sampai bnerapa banyak kapur barus yang ada di dalam pohon.

Namun hal itu tidak pernah diceritakannya kepada adik-adiknya. Dipihak adik-adiknya rasa tidak puaspun terus berkembang. Karena tidak ada lagi jalan lain, maka pada suatu kali di desaknyalah abangnya itu agar mengizinkan mereka pulang , dengan alasan untuk mengambil uang belanja ke kampung. " Paling lama kami akan pergi selama lima malam, dan sesudah itu kami akan berada kembali disini", demikian kata mereka.

Simbuyak menjawab " Jika memang demikian cara yang baik dan yang kita sepakati , maka saya dapat menerimanya". Pergilah kalian pulang, dan biarkan saya tinggal sendiri di gubuk ini", katanya. Hanya permintaannya , kalau durian istimewa milik mereka dikampung sudah berbuah ranum, agar dia dijepu ke Sijagar. Pada waktu itulah dia akan turut pulang guna berpesta dikampung memakan durian dan memotong ternak peliharaan mereka. Jarak antara Sijagar dengan kampung Urang Julu, kira-kira dua hari perjalanan, Karena itu timbul rasa kasihan dihati Tirambunen dan Tumangger terhadap abangnya yang cacat itu hendak ditinggalkan sendirian di dalam hutan. .....

Yang berdua ini meminta supaya diperbolehkan tinggal untuk menemani Simbuyak-mbuyak. Hal itu tidak disetujui oleh Turuten, juga oleh Simbuyak-mbuyak. Tinambunen dan Tumangger mendesak lagi, agar sebaiknya abangnya yang paling tua itu dibawa saja pulang. " Kami berdualah yang menggendongnya selama dalam perjalanan", kata yang berdua itu. Usul inipun tidak disetujui oleh yang lain.

Begitu pula Simbuyak-mbuyak nampaknya lebih suka ditinggalkan dari pada dibawa pulang ke kampung. " Adikku yang aku sayangi", katanya. " Kalian pulanglah bersama-sama. Itulah tandanya seia sekata. Mengenai diriku janganlah kalian susahkan benar. Tinggalkanlah kapur barus yang ada itu untuk bekalku. Jika kalian sampai bertengkar karena keadaanku, itu tidak baik. Tuhan telah menjadikanku dalam keadaan begini.

Dan jika karena itu kalian bertengkar itu artinya kita menyesali Maha Pencipta. Tuhan akan marah, dan orang tua kitapun akan marah terhadap tingkah laku kita itu". Begitulah kata Simbuyak-mbuyak kepada adik-adiknya. Pulanglah keenam adik Simbuyak-mbuyak . Kedatangan mereka di Urang Julu disambut kedua orang tuanya dengan pertanyaan, mengapa sampai Simbuyak-mbuyak ditinggalkan sendirian ditengah hutan.

Mereka menceritakan pengalaman selama mencari kapur barus dan mempersalahkan perbuatan abangnya. Mereka minta pula, agar sebelum berangkat kembali mencari kapur barus, diadakan dulu pesta makan durian istimewa , dan memotong hewan ternak. Tinambunen dan Tumangger mengingatkan akan pesan abang mereka , agar dijemput ke Sijagar, bila pesta akan diadakan. Maka berangkatlah keduanya.

Tanpa menunggu datangnya Simbuyak-mbuyak, Turuten terus saja mengambil galah dan menjolok buah durian istimewa. Durian jatuh dan ternyata masih belum ranum seperti yang dipesankan oleh Simbuyak-mbuyak dulu. Keistimewaan durian yang sebatang itu ialah buahnya hanya satu, tapi bukan main besar dan enak rasanya.

Jika buah itu dibelah, maka besar belahannya itu sampai dua hasta. Sesudah buah durian itu jatuh, maka disembelihlah hewan ternak yang paling gemuk, dan berpestalah keempat bersaudara itu dengan tidak disertai oleh saudara mereka yang tiga orang lagi. Di Sijagar, begitu adik-adiknya berangkat, Simbuyak-mbuyak segera menjelmakan dirinya sebagai seorang pemuda yang gagah dan tampan.

Ketika pada suatu kali ia pergi mandi ke sungai, didapati beberapa kulit durian hanyut terapung-apung. Dan dengan ilmunya dapat ditangkapnya suara ternak yang disembelih di kampungnya. Sekarang tahulah ia, bahwa adik-adiknya sudah melangsungkan pesta di Urang Julu. Selesai mandi pulanglah Simbuyak-mbuyak ke gubuknya. Mulailah dia bekerja merentangkan tali yang selama ini dipintalnya. Tali itu dihubungkannya dengan semua pohon yang sudah terisi dengan kapur barus di hutan itu. Ada sebatang pohon yang penuh dengan kapur sejak dari akar sampai ke pucuknya. Pohon itu amat besar dan tinggi.

Pohon itulah didoakan Simbuyak-mbuyak agar tumbang, dan doanya dikabulkan oleh yang Maha Kuasa. Setelah pohon besar itu jatuh ke tanah, dipotongnyalah sepanjang tujuh depa, tujuh hasta, tujuh jengkal dan tujuh jari. Mendoalah dia kembali, maka terbelah dua kayu itu. Dan kayu itupun bersatu kembal Tinambunen dan Tumangger pun sampailah ke gubuk tempat Simbuyak-mbuyak ditinggalkannya beberapa hari yang lalu. Keduanya tak menampak abangnya di gubuk itu. Yang ada hanyalah tali terentang secara bersimpang siur dari gubuk itu kedalam hutan.

Dan didapatinya pula sebatang pohon terletak dihalaman gubuk pondok dan penuh dengan kapur barus. Potongan pohon itu sangat bagus ujung pangkalnya, karena memang disengaja membuatnya demikian. Didekatinya kayu itu, tampak abangnya terbaring didalam belahannya. Mereka berdua membujuk abangnya itu, tetapi tak berhasil. Dari dalam belahan kayu itu terdengar suara Simbuyak-mbuyak menyampaikan pesannya untuk kedua orang tuanya dan handai tolan lainnya. " Sampaikan salamku dan permohonan maafku kepada mereka semua karena aku harus berangkat", katanya.

Kepada adiknya berdua itu diberitahukannya, bahwa semua kayu yang kena rentangan tali-temali dari gubuk itu, adalah kayu yang banyak berisi kapur barus. "Itulah kalian ambil sebagai pengganti kapur barus yang habis kumakani selama ini" tambahnya. Diapun mengisahkan rencananya semula, bahwa pesta memakan durian dan menyembelih hewan ternak yang gemuk diadakan untuk menyampaikan doa kepada Tuhan. "Pintaku, agar diriku menjelma menjadi seorang pemuda biasa yang sehat tiada cacat seperti ini", kata Simbuyak-mbuyak. Dikatakannya : "keadaan sudah terlanjur begini, dan terimalah kenyataan ini dengan ikhlas tanpa penyesalan".

Kepada adiknya berdua, Tinambunen dan Tumangger diingatkannya, bahwa mereka akan mendapat keturunan yang baik-baik, berbudi dan pandai di kemudian hari. "Itulah karurnia Tuhan Yang Maha Kuasa kepada kalian berdua", kata abangnya. "Akhirnya semacam pertanda di masa yang akan datang, jika kelak kalian melihat banyak burung pamal di tepi laut yang jumlahnya sampai ribuan ekor, jangan heran, itulah kirimanku, sebagai ganti sekapur sirih menjelang ayah bunda serta handai tolan.

Burung itu akan sangat jinak, dan akan dimasukinya rumah kalian. Tangkaplah, kemudian sembelih, dan makanlah beramai-ramai kirimanku itu", kata Simbuyak-mbuyak. Pertanda lain yang diberitahukannya adalah : "jika angin bertiup kencang disertai hujan lebat turun dari langit akan ada burung inggal-inggal berterbangan di angkasa. Perhatikanlah ekor burung itu. Kalau ekornya diayunkannya arah ke bawah, itu tandanya telah tiba musim manungal dan menanam padi. Tetapi mungkin juga ekornya digerakkannya arah ke samping, menjadi tanda telah berakhirnya musim manungal.

Jangan abaikan tanda-tanda itu karena bila dilanggar tanaman tidak akan menjadi". Sesudah mengucapkan pesan-pesannya itu, minta dirilah Simbuyak-mbuyak kepada kedua adiknya. Begitu suara dari dalam belahan kayu tadi berhenti, maka meluncurlah potongan kayu itu dengan sangat kencangnya. Luncurannya itu seperti perahu yang berlayar dengan lajunya di tengah samudera. Searah dengan tujuan gerak kayu itu, di angkasa terlihat pula serombongan besar burung terbang berkawan-kawan.

Kayu tadi meluncur terus dengan suara gemuruh, dan akhirnya mencebur ke dalam laut. Tinambunen dan Tumangger yang sejak tadi terheran saja melihat peristiwa itu, sekarang baru menyadari dirinya. Keduanyapun menangis dengan sejadi-jadinya, karena sangat sedih ditinggalkannya itu. Di kemudian hari ternyata, bahwa pohon-pohon yang dikenai oleh tali-tali Simbuyak-mbuyak memang banyak mengandung kapur barus. Keenam orang adiknya memperoleh hasil yang banyak pula karena itu. Mereka kemudian menjadi kaya. Tentang Simbuyak-mbuyak tak diketahui lagi keadaannya sesudah itu.

Hanya saja pernah terjadi para penangkap ikan mendapat perolehan yang banyak di sebuah tempat tak jauh dari pantai. Yang mereka ketahui hanya bahwa ikan yang banyak itu berkumpul di sekitar potongan kayu yang hanyut terapung-apung. Orang menduga mungkin kayu itulah yang dulunya yang dipakai Simbuyak-mbuyak meluncur dari dari lereng gunung Sijagar dan kemudian mencebur ke dalam laut. Dan ketika kayu itu dipukul orang dengan maksud bermain-main, terdengar suara dari dalam. Suara itu meminta agar dia dikeluarkan dari kayu itu. Ketika ditanyakan asal usulnya dia menyatakan tak tahu akan hal itu.



Cerita Rakyat Sumatera Utara : Legenda Beru Ginting Sope Mbelin


Di daerah Urung Galuh Simale ada sepasang suami istri, yaitu Ginting Mergana dan Beru Sembiring. Mereka hidup bertani dan dalam kesusahan. Anak mereka hanya seorang, anak wanita, yang bernama Beru Ginting Sope Mbelin....

Untuk memperbaiki kehidupan keluarga maka Ginting Mergana mendirikan perjudian yaitu “judi rampah” dan dia mengutip cukai dari para penjudi untuk mendapatkan uang. Lama kelamaan upayanya ini memang berhasil.

Keberhasilan Ginting Mergana ini menimbulkan cemburu adik kandungnya sendiri. Adik kandungnya ini justru meracuni Ginting Mergana sehingga sakit keras. Akhirnya meninggal dunia. Melaratlah hidup Beru Ginting Sope Mbelin bersama Beru Sembiring.

Empat hari setelah kematian Ginting Mergana, menyusul pula beru Sembiring meninggal. Maka jadilah Beru Ginting sope Mbelin benar-benar anak yatim piatu, tiada berayah tiada beribu.

Beru Ginting Sope Mbelin pun tinggal dan hidup bersama pakcik dan makciknya. Anak ini diperlakukan dengan sangat kejam, selalu dicaci-maki walaupun sebenarnya pekerjaannya semua beres. Pakciknya berupaya memperoleh semua harta pusaka ayah Beru Ginting Sope Mbelin, tetapi ternyata tidak berhasil. Segala siasat dan tipu muslihat pakciknya bersama konco-konconya dapat ditangkis oleh Beru Ginting Sope Mbelin.

Ada-ada saja upaya dibuat oleh makcik dan pakciknya untuk mencari kesalahan Beru Ginting Sope Mbelin, bisalnya menumbuk padi yang berbakul-bakul, mengambil kayu api berikat-ikat dengan parang yang majal, dll. Walau Beru Ginting Sope Mbelin dapat mengerjakannya dengan baik dan cepat – karena selalu dibantu oleh temannya Beru Sembiring Pandan toh dia tetap saja kena marah dan caci-maki oleh makcik dan pakciknya.

Untuk mengambil hati makcik dan pakciknya, maka Beru Ginting Sope Mbelin membentuk “aron” atau “kerabat kerja tani gotong royong” yang beranggotakan empat orang, yaitu Beru Ginting Sope Mbelin, Beru Sembiring Pandan, Tarigan Mergana dan Karo Mergana.

Niat jahat makcik dan pakciknya tidak padam-padamnya. Pakciknya menyuruh pamannya untuk menjual Beru Ginting Sope Mbelin ke tempat lain di luar tanah Urung Galuh Simale. Pamannya membawanya berjalan jauh untuk dijual kepada orang yang mau membelinya.

Di tengah jalan Beru Ginting Sope Mbelin bertemu dengan Sibayak Kuala dan Sibayak Perbesi. Kedua Sibayak ini memberi kain kepada Beru Ginting Sope Mbelin sebagai tanda mata dan berdoa agar selamat di perjalanan dan dapat bertemu lagi kelak.

Kemudian sampailah Beru Ginting Sope Mbelin bersama pamannya di Tanah Alas di kampung Kejurun Batu Mbulan dan diterima serta diperlakukan dengan baik oleh Tengku Kejurun Batu Mbulan secara adat.

Selanjutnya sampailah Beru Ginting Sope Mbelin bersama pamannya di tepi pantai. Di pelabuhan itu sedang berlabuh sebuah kapal dari negeri jauh. Nakhoda kapal itu sudah setuju membeli Beru Ginting Sope Mbelin dengan harga 250 uang logam perak. Beru Ginting Sope Mbelin disuruh naik ke kapal untuk dibawa berlayar. Mesin kapal dihidupkan tetapi tidak jalan. Berulang kali begitu. Kalau Beru Ginting Sope Mbelin turun dari kapal, kapal itu dapat berjalan, tetapi kalau dia naik, kapal tidak dapat berjalan. Nakhoda akhirnya tidak jadi membeli Beru Ginting Sope Mbelin dan uang yang 250 perak itu pun tidak dimintanya kembali.

Perjalanan pun dilanjutkan. Ditengah jalan, paman Beru Ginting Sope Mbelin pun melarikan diri pulang kembali ke kampung. Dia mengatakan bahwa Beru Ginting Sope Mbelin telah dijual dengan harga 250 perak serta menyerahkan uang itu kepada pakciknya Beru Ginting. Pakciknya percaya bahwa Beru Ginting telah terjual.

Beru Ginting Sope Mbelin meneruskan perjalanan seorang diri tidak tahu arah tujuan entah ke mana, naik gunung turun lembah. Pada suatu ketika dia bertemu dengan seekor induk harimau yang sedang mengajar anaknya. Anehnya harimau tidak mau memakan Beru Ginting Sope Mbelin, bahkan menolongnya menunjukkan jalan yang harus ditempuh.

Beru Ginting Sope Mbelin dalam petualangannya sampai pada sebuah gua yang dalam. Penghuni gua – yang bernama Nenek Uban – pun keluar menjumpainya. Nenek Uban ini pun tidak mau memakan Beru Ginting Sope Mbelin bahkan membantunya pula. Nenek tua ini mengetahui riwayat hidup keluarga dan pribadi Beru Ginting Sope Mbelin ini.

Atas petunjuk Nenek Uban ini maka secara agak gaib Beru Ginting Sope Mbelin pun sampailah di tempat nenek Datuk Rubia Gande, yaitu seorang dukun besar atau “guru mbelin”. Sesampainya di sana, keluarlah nenek Datuk Rubia Gande serta berkata: “Mari cucu, mari, jangan menangis, jangan takut” dan Beru Ginting Sope Mbelin pun menceritakan segala riwayat hidupnya.

Beru Ginting Sope Mbelin pun menjadi anak asuh nenek Datuk Rubia Gande. Beru Ginting pun sudah remaja dan rupa pun sungguh cantik pula. Konon kabarnya sudah ada jejaka yang ingin mempersuntingnya. Tetapi Beru Ginting Sope Mbelin tidak berani mengeluarkan isi hatinya karena yang memeliharanya adalah nenek Datuk Rubia Gande. Oleh karena itu kepada setiap jejaka yang datang dia berkata : “tanya saja pada nenek saya itu”. Dan neneknya pun berkata kepada setiap orang: “tanya saja pada cucu saya itu!”. Karena jawaban yang seperti itu jadinya orang bingung dan tak mau lagi datang melamar.

Ternyata antara Beru Ginting Sope Mbelin dan nenek Datuk Gande terdapar rasa saling menghargai. Inilah sebabnya masing-masing memberi jawaban pada orang yang datang “tanya saja pada dia!” Akhirnya terdapat kata sepakat, bahwa Beru Ginting mau dikawinkan asal dengan pemuda/pria yang sependeritaan dengan dia. Neneknya pun setuju dengan hal itu.

Akhirnya, nenek Datuk Rubia Gande pun dapat memenuhi permintaan cucunya, dengan mempertemukan Beru Ginting Sope Mbelin dengan Karo Mergana penghulu Kacaribu, berkat bantuan burung Danggur Dawa-Dawa. Dan kedua insan ini pun dikawinkanlah oleh nenek Datuk Rubia Gande menjadi suami-istri.

Setelah beberapa hari, bermohonlah Karo Mergana kepada nenek Datuk Rubia Gande agar mereka diizinkan pulang ke tanah kelahiran Beru Ginting Sope Mbelin, karena begitulah keinginan cucunya Beru Ginting itu. Nenek Datuk Rubia Gande menyetujui usul itu serta merestui keberangkatan mereka.

Berangkatlah Beru Ginting Sope Mbelin dengan suaminya Karo Mergana memulai perjalanan. Mereka berjalan beberapa lama mengikuti rute perjalanan Beru Ginting Sope Mbelin dulu waktu meninggalkan tanah urung Galuh Simale. Mereka singgah di kampung Kejurun Batu Mbulan, di pelabuhan di tepi pantai tempat berlabuh kapal nakhoda dulu, melalui simpang Perbesi dan Kuala bahkan berhenti sejenak di situ.

Sampailah mereka di antara Perbesi dan Kuala. Anehnya, di sana mereka pun berjumpa pula dengan Sibayak Kuala dan Sibayak Perbesi. Kedua Sibayak ini sangat bergembira karena dulu mereka pernah memberi kain masing-masing sehelai kepada Beru Ginting Sope Mbelin yang sangat menderita berhati sedih pada waktu itu, dan kini mereka dapat pula bertemu dengan Beru Ginting Sope Mbelin bersama suaminya Karo Mergana.

Jadinya, Beru Ginting Sope Mbelin bersama suaminya Karo Mergana, bermalam pula beberapa lama di Kuala dan Perbesi atas undangan kedua sibayak tersebut. Dan disediakan pula pengiring yang mengantarkan Beru Ginting Sope Mbelin bersama Karo Mergana ke tanah Urung Galuh Simale. Semuanya telah diatur dengan baik: perangkat gendang yang lengkap, makanan yang cukup bahkan banyak sekali. Pendeknya, Beru Ginting Sope Mbelin bersama suaminya diantar dengan upacara yang meriah atas anjuran dan prakarsa Sibayak Kuala dan Sibayak Perbesi yang bijaksana dan baik hati.

Ternyata pakcik Beru Ginting Sope Mbelin dulu – yang juga seorang dukun – mempunyai firasat yang kurang baik terhdapa dirinya. Oleh karena itu pada saat tibanya Beru Ginting Sope Mbelin di kampungnya, pakciknya itu sekeluarga menyembunyikan diri di atas para-para rumah. Akan tetapi akhrinya diketahui juga oleh Beru Ginting Sope Mbelin.

Pakcik dan makcik Beru Ginting Sope Mbelin dibawa turun ke halaman untuk dijamu makan dan diberi pakaian baru oleh Beru Ginting Sope Mbelin. Pakcik dan makciknya itu sangat malu dan tidak mengira bahwa Beru Ginting Sope Mbelin akan pulang kembali ke kampung apalagi bersama suaminya pula yaitu Karo Mergana.

Berbagai bunyi-bunyian pun dimainkan, terutama sekali “gendang tradisional” Karo serta diiringi dengan tarian, antara lain:

a. gendang si ngarak-ngaraki;
b. gendang perang si perangen;
c. gendan perang musuh;
d. gendang mulih-mulih;
e. gendang ujung perang;
f. gendang rakut;
g. gendang jumpa malem;
h. gendang morah-morah;
i. gendang tungo-tungko.
Dan sebagai hukuman atas kekejaman dan kebusukan hati pakcik dan makciknya itu maka tubuh mereka ditanam sampai bahu masing-masing di beranda barat dan beranda timur, hanya kepalanya saja yang nampak. Kepala mereka itulah yang merupakan anak tangga yang harus diinjak kalau orang mau masuk dan keluar rumah adat. Itulah hukuman bagi orang yang tidak berperikemanusiaan yang berhati jahat terhadap saudara dan kakak serta anaknya sendiri.



Powered By Blogger