Selasa, 05 Juli 2011

KONSEP PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN IPA DALAM BAHASA INGGRIS (BILINGUAL) DI INDONESIA

KONSEP PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN IPA
DALAM BAHASA INGGRIS (BILINGUAL)
DI INDONESIA
A. Pengertian
Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris adalah pembelajaran yang materi pelajaran, proses belajar mengajar, dan penilaiannya menggunakan bahasa Inggris. Program ini dikenal dengan Bilingual. Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris ini tetap menggunakan kurikulum nasional yang berlaku dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL). Dengan demikian, pengembangan silabus, pengembangan sistem penilaian, dan perangkat pembelajaran lainnya juga mengacu pada kurikulum tersebut. Namun demikian, sekolah dapat menambah, memperluas, dan memperdalam kurikulum yang berlaku sesuai dengan perkembangan kurikulum internasional dalam bidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dengan tetap memperhatikan nilai-nilai dan budaya Indonesia.
B. Tujuan
Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris bertujuan untuk:
1. Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang tinggi dalam Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sesuai dengan perkembangan ilmu-ilmu tersebut.
2. Menghasilkan lulusan yang memiliki kemahiran berbahasa Inggris yang tinggi.
3. Meningkatkan penguasaan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris sesuai dengan perkembangan internasional.
4. Meningkatkan kemampuan daya saing secara internasional tentang Ilmu Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam sebagai ilmu dasar bagi perkembangan teknologi (manufaktur, komunikasi, transportasi, konstruksi, bio dan energi).
5. Meningkatkan kemahiran berbahasa Inggris siswa.
6. Menempatkan Indonesia dalam posisi perkembangan internasional terdepan di bidang Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, informasi, dan teknologi.
C. Komponen Pokok Pengembangan Pembelajaran Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Bahasa Inggris
Penting untuk di jelaskan tentang kategori sekolah apa saja yang layak /harus melaksanakan kegiatan ini, misalnya sekolah-sekolah rintisan SBI (bersifat wajib), LSN (sesuai kemampuan sekolah), dan sebagainya.
Pada dasarnya, pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Bahasa Inggris menggunakan pendekatan sistem sehingga sekolah dipandang sebagai sebuah sistem. Sekolah sebagai sistem tersusun dari komponenkomponen baku yang saling terkait untuk mencapai tujuan dengan mempertimbangkan konteks, input, proses, output, dan outcome.
1. Konteks
Konteks adalah unsur eksternal dari sekolah yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan pendidikan dan karenanya harus diinternasilasikan ke sekolah. Sekolah yang mampu menginternalisasikan konteks ke dalam dirinya akan membuat sekolah sebagai bagian dari konteks dan bukannya mengisolasi darinya. Konteks meliputi kemajuan Iptek, nilai dan harapan masyarakat, dukungan pemerintah serta Dinas Pendidikan baik Provinsi maupun Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, tuntutan globalisasi dan otonomi, tuntutan pengembangan diri, dan sebagainya.
2. Input
Input adalah segala hal yang diperlukan untuk berlangsungnya proses. Input yang dimaksud meliputi harapan sekolah (visi, misi, tujuan), kurikulum, ketenagaan, peserta didik, sarana dan prasarana, dana, peraturan perundang-undangan termasuk regulasi sekolah, struktur organisasi yang disertai deskripsi tugas dan fungsi, dan sistem administrasi.
3. Proses
Proses adalah kejadian berubahnya input menjadi out put. Sesuatu yang diperlukan untuk berlangsungnya proses disebut input dan hasil dari suatu proses disebut output. Dalam pendidikan berskala mikro (sekolah), proses yang dimaksud meliputi proses belajar mengajar, manajemen sekolah, dan kepemimpinan sekolah.
4. Output
Output merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses pendidikan di sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitas, efektivitas, produktivitas, efisiensi, dan inovasi dari sekolah. Khusus yang berkaitan dengan kualitas dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan berkualitas tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar peserta didik, menunjukkan pencapaian yang tinggi. Prestasi dapat dibedakan menjadi prestasi akademik (ulangan umum, UAN, lomba karya ilmiah, dan lomba-lomba akademik lainnya) dan prestasi non-akademik (IMTAQ, karakter/kepribadian, keolahragaan, keseniaan, keterampilan vokasional, kepramukaan, dsb.).
5. Outcome
Outcome adalah dampak tamatan setelah kurun waktu agak lama. Outcome pendidikan meliputi kesempatan melanjutkan sekolah, kesempatan kerja, pengembangan diri, dan pengembangan sosial dan ekonomi masyarakat. Untuk mengetahui outcome, sekolah harus melakukan studi penelusuran tamatan.
Kerangka sekolah sebagai sistem dapat dilihat pada Tabel 1 dan Diagram 1 berikut. Jika sekolah ingin melakukan analisis sekolah, yaitu analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, and threat), maka dimulai dari outcome dan berakhir pada konteks. Jika sekolah ingin melakukan langkah-langkah pemecahan persoalan atau penyiapan sekolah, arahnya terbalik, yaitu dimulai dari konteks dan berakhir pada outcomes. Cara berpikir demikian adalah cara berpikir berurutan dengan menggunakan kerangka pikir sistem.
Tabel. 1
Komponen
Sub-Komponen

Konteks
1. Tuntutan pengembangan diri dan peluang tamatan
2. Dukungan pemerintah dan masyarakat
3. Kebijakan pemerintahan
4. Landasan hukum
5. Kemajuan ipteks
6. Nilai dan harapan masyarakat
7. Tuntutan otonomi
8. Tuntutan globalisasi

Input
1. Visi, misi, tujuan
2. Kurikulum
3. Ketenagaan
4. Peserta didik
5. Sarana dan Prasarana
6. Pembiayaan
7. Regulasi sekolah
8. Organisasi
9. Administrasi
10. Peran serta masyarakat
11. Budaya sekolah

Proses
1. Proses Belajar Mengajar
2. Manajemen
3. Kepemimpinan

Output
1. Prestasi akademik
2. Prestasi non-akademik
3. Angka mengulang
4. Angka putus sekolah

Outcome
1. Kesempatan pendidikan
2. Kesempatan kerja
3. Pengembangan dir
4. Peserta didik

Kualitas
Kualitas adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentutan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan, kualitas yang dimaksud adalah kualitas output sekolah yang akademik dan non akademik. Mutu output sekolah dipengaruhi oleh tingkat kesiapan input dan proses belajar mengajar.
Produktivitas
Produktivitas adalah perbandingan antara output sekolah dibanding input sekolah. Baik input maupun output sekolah dalam bentuk kuantitas. Kuantitas input sekolah, misalnya jumlah guru, modal sekolah, bahan, dan energi. Kuantitas output sekolah misalnya jumlah siswa yang lulus sekolah tiap tahunnya. Contoh produktivitas, misalnya, jika tahun ini di sebuah sekolah lebih banyak meluluskan siswanya daripada tahun lalu dengan input yang sama (jumlah guru, fasilitas, dsb.), maka dapat dikatakan bahwa tahun ini sekolah tersebut lebih produktif daripada tahun sebelumnya.
Efektivitas
Efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana tujuan (kualitas, kuantitas dan waktu) telah dicapai. Dalam bentuk persamaan, efektivitas sama dengan hasil nyata dibagi hasil yang diharapkan. Misalnya, NUAN idealnya berjumlah 30, namun NUAN yang diperoleh siswa hanya 18, maka efektivitasnya adalah 18:30 = 60%.
Efisiensi
Efisiensi dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal. Efisiensi internal menunjuk kepada hubungan antara output sekolah (pencapaian prestasi belajar) dan input (sumber daya) yang digunakan untuk memproses/menghasilkan output sekolah. Efisiensi internal sekolah biasanya diukur dengan biaya-efektivitas. Efisiensi eksternal adalah hubungan antara biaya yang digunakan untuk menghasilkan tamatan dan keuntungan kumulatif (individual, sosial, ekonomi, dan non-ekonomi) yang didapat setelah pada kurun waktu yang panjang di luar sekolah. Analisis biaya manfaat merupakan alat utama untuk mengukur efisiensi eksternal.
Pendekatan sistem harus digunakan sebagai pemandu bagi sekolah-sekolah yang mengembangkan pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, warga sekolah harus memahami benar bahwa ”sekolah adalah sebagai sistem” yang memiliki komponen-komponen sekolah yang utuh dan benar. Utuh dalam arti bahwa komponen-komponen sekolah harus lengkap diperhatikan/diintegrasikan untuk menyelenggarakan pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris. Benar dalam arti bahwa komponen-komponen sekolah diletakkan pada tempatnya sesuai dengan hirarki tingkat kepentingannya.

D. Fokus Pengembangan pada Sekolah Penyelenggara Pembelajaran Matematika dan Ilmu
dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Bahasa Inggris
Untuk mencapai tujuan pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris, sekolah perlu memfokuskan kegiatannya pada aspek-aspek berikut.
1. Pengembangan Materi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Bahasa Inggris
Materi Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris perlu dikembangkan oleh sekolah sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan kondisi yang ada di sekolah dengan memperhatikan perkembangan internasional. Oleh karena itu, sekolah yang melaksanakan program ini disarankan untuk membangun jaringan baik secara nasional maupun internasional dalam kerangka untuk memutakhirkan materi-materi yang dimaksud. Misalnya, melakukan kerjasama dengan fakultas MIPA di perguruan tinggi terdekat sebagai salah satu upaya untuk memperoleh informasi/sumber terkini tentang literatur/buku teks MIPA. Hal yang sama dapat ditempuh dengan melakukan kerjasama dengan jurusan bahasa Inggris, dan lembaga kursus bahasa inggris yang berkompeten untuk peningkatan kemampuan berbahasa Inggris.
Perolehan sumber-sumber belajar yang terkini dapat dengan mudah diakses melalui internet. Oleh karena itu, adanya jaringan internet di sekolah merupakan fasilitas yang memegang peranan penting dalam pencapaian keberhasilan pengembangan pembelajaran MIPA di sekolah tersebut.
Selain itu, penyediaan referensi/textbook berbahasa Inggris akan sangat mendukung dan membantu baik bagi guru dan siswa dalam memahami terminologi matematika dan IPA dalam bahasa Inggris, yang biasanya tidak dengan mudah dapat dijembatani oleh guru/dosen/nara sumber yang berlatar belakang bidang bahasa Inggris.
2. Pengembangan Media Pembelajaran
Mengingat pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris adalah hal baru dan memiliki taraf kesulitan yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran reguler yang menggunakan medium bahasa Indonesia, maka diperlukan media pembelajaran yang dapat memudahkan peserta didik untuk memahami materi pembelajaran, terutama konsep yang abstrak. Media pembelajaran yang dimaksud dapat menggunakan alat peraga yang lebih aktual, konkret, dan nyata, selain menggunakan multimedia elektronika yang sarat animasinya, bahkan jika memungkinkan menghadirkan benda aslinya jika benda yang dimaksud dengan mudah dapat ditemukan dan memungkinkan untuk digunakan sebagai media pembelajaran di kelas.
3. Peningkatan Kompetensi Guru Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Bahasa Inggris
Guru-guru Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang membina program ini harus ditingkatkan kemampuan berbahasa Inggrisnya secara intensif dan terus menerus mengingat mereka umumnya belum disiapkan untuk mengajarkan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris. Kursus-kursus, tutorial dari guru bahasa Inggris pada sekolah yang sama atau dari lembaga-lembaga pendidikan lainnya, pembiasaan berbahasa Inggris setiap hari di sekolah, English area, pengadaan buku-buku Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris, dan cara-cara lain yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan guru dapat diupayakan dalam kerangka untuk mendukung peningkatan kemampuan guru dalam berbahasa Inggris. Idealnya, kemampuan berbahasa Inggris guru MIPA dengan nilai TOEFL minimal 500, merupakan hal yang dipersyaratkan agar pembelajaran dalam bahasa Inggris dapat mencapai hasil yang diharapkan.
Selain itu, penguasaan guru MIPA dalam terminologi MIPA dalam bahasa Inggris sangat diperlukan. Oleh karena itu kursus-kursus English for Mathematics and Science sangat diperlukan dalam mewujudkan tujuan tersebut.
4. Peningkatan Kemampuan Guru MIPA dan guru Bahasa Inggris dalam Menggunakan dan
Memanfaatkan Teknologi Informasi
Kemampuan ini sangat diperlukan dalam mengembangan media presentasi sederhana maupun tingkat lanjut dalam bentuk animasi. Selain itu, keterampilan dalam mengakses internet juga diperlukan. Dengan demikian, diharapkan materi ajar dan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik di sekolah pelaksana program akan dapat dikembangkan dengan mudah. Selain itu memudahkan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran.
5. Peningkatan pengetahuan Guru Bahasa Inggris dalam Terminologi MIPA dalam Bahasa Inggris
Pemahaman siswa tentang terminologi MIPA dalam bahasa Inggris siswa memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan program.
Oleh karena itu perlu adanya suatu program tambahan untuk memantapkan hal tersebut. Salah satu yang dapat ditempuh adalah dengan memperkenalkan terminologi MIPA yang akan diajarkan melalui mata pelajaran bahasa Inggris. Namun demikian, hal ini bisa dilaksanakan jika guru-guru bahasa Inggris memiliki kemampuan yang memadai dalam terminologi MIPA dalam bahasa Inggris. Oleh karena itu, guru bahasa Inggris perlu mempelajari terminologi MIPA dalam bahasa Inggris.
Pengetahuan terminologi MIPA dalam bahasa Inggris tersebut tidak hanya diperlukan ketika guru bahasa Inggris mengajar, tetapi juga ketika yang bersangkutan mendampingi guru MIPA mempersiapkan, mengajar, dan mengevaluasi pembelajaran melalui team teaching.
6. Pembiasaan Berbahasa Inggris di Sekolah
Para siswa dan guru Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris agar dibiasakan berkomunikasi dalam bahasa Inggris setiap hari di sekolah, baik secara lisan maupun tertulis. Selain itu, misalnya kewajiban berbahasa inggris pada hari yang sudah ditentukan (English Day) minimal satu hari dalam satu minggu, dengan dipantau oleh guru. Termasuk mengadakan berbagai jenis kompetisi dalam bahasa Inggris minimal satu kali dalam satu semester. Hal lainnya yang dapat dilakukan adalah pemberian tugas kepada siswa berupa projek tertentu dalam mata pelajaran MIPA secara berkelompok, dan di akhir semester siswa melakukan presentasi hasil projeknya sebagai sarana lomba untuk menentukan pemenangnya (semacam lomba Karya Ilmiah Remaja/KIR dalam bahasa Inggris). Adanya program English Camp yang dilakukan secara reguler, misalnya sekali dalam satu semester, yang mewajibkan digunakannya bahasa Inggris sebagai medium komunikasi selama kegiatan juga akan membantu peningkatan pembiasaan berbahasa Inggris.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah mengundang nara sumber dalam bidang MIPA yang memiliki kemampuan yang bagus dalam berbahasa Inggris sebagai guest lecturer di sekolah. Apabila hal ini dilakukan secara reguler dan dikelola sendiri oleh siswa yang mengikuti program ini, kegiatan ini menjadi lebih ”bermakna” bagi siswa. Kebiasaan-kebiasaan ini akan membangun karakter mereka dalam berbahasa Inggris, selain juga akan menciptakan suasana akademik dan sosial sekolah yang mendukung pengembangan program sehingga tujuan pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris akan dapat berjalan dengan lebih baik.
Adanya tes TOEFL secara reguler untuk seluruh warga sekolah, terutama bagi mereka yang terlibat langsung dalam implementasi program di sekolah akan mendorong iklim yang kondusif untuk mengembangkan kemampuan bahasa Inggris warga sekolah dalam mengimplementasikan program di sekolah.
7. In House Training ( IHT )
Merupakan bentuk pendampingan secara reguler oleh tenaga yang kompeten di bidangnya terhadap guru yang melaksanakan program pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris. Berdasarkan pengalaman sebelumnya pendampingan secara reguler ini, sangat membantu guru dalam mengatasi masalah mereka sehari-hari dalam melaksanakan pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris mulai dari tahap persiapan hingga pembelajaran di kelas. Pendamping yang kompeten adalah mereka yang mengusai tidak hanya substansi matematika dan IPA tetapi juga mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan baik termasuk berkompeten dalam pengembangan bahan ajar, media pembelajaran, penerapan berbagai pendekatan/metode/strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik konsep/topik yang akan diajarkan dan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif, efisien, menyenangkan, inovatif, dan mendidik.
Selain itu, selama proses pendampingan, penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) sangat disarankan untuk dilakukan. Dengan demikian, upaya untuk mendapatkan strategi pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris yang lebih baik dan sesuai dengan karakteristik peserta didik di sekolah dan topik/konsep yang akan diajarkan akan dapat ditemukan.
8. Forum Guru MIPA dan Guru Bahasa Inggris
Forum ini diharapkan merupakan wahana yang dapat digunakan untuk berbagi pengalaman antar guru dalam mengatasi berbagai kendala dan kesulitan selama mengimplementasikan program ini di sekolah. Disamping itu, sebagai wahana bagi mereka untuk saling mengisi dan menguatkan kemampuan mereka dalam mengimplementasikan pembelajaran. Termasuk dalam program ini, misalnya optimalisasi MGMP Guru MIPA bilingual di sekolah maupun antar sekolah di rayon atau daerah tertentu.
9. Menerapkan MBS dan Kepemimpinan Sekolah secara KOnsisten
Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris akan berjalan dengan lancar apabila didukung oleh manajemen dan kepemimpinan sekolah yang tangguh. Model manajemen berbasis sekolah dan kepemimpinan transformatif perlu dilaksanakan secara konsisten karena model-model tersebut telah teruji ketangguhannya.

E. Model - model Pembelajaran MIPA dalam Bahasa Inggris
Implementasi pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris harus menghindari dihasilkannya lulusan dengan bahasa Inggris kelas 2 karena jeleknya tatabahasa dan ucapan. Perlu diperhatikan beberapa hal agar program pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris dapat diimplementasikan dengan tingkat pencapaian yang tinggi dalam kompetensi bidang studi maupun kompetensi dalam bahasa Inggris. Tingkat pencapaian kompetensi yang tinggi dalam bahasa Inggris ditandai dengan keterampilan berbahasa Inggris yang lancar dan akurat, baik dari segi tatabahasa maupun ucapan.
Program semacam ini disebut program imersi (immersion program). Di beberapa negara yang telah mengimplementasikan program semacam ini (misalnya Canada, Australia, Hongaria, Finlandia, dan Hongkong) dengan guru yang kompetensi dalam bahasa target (inggris) sangat tinggi (bahkan dengan penutur asli) dan sarana pendukung yang memadai pada umumnya melaporkan hasil bahwa:
1. Capaian kompetensi dalam bidang studi di kelas tersebut sebanding dengan kelas reguler.
2. Penguasaan yang tinggi dan seimbang dalam bahasa target (bahasa yang hendak dikuasai bahasa inggris) dan bidang studi biasanya sulit dicapai secara bersamaan. Artinya, pencapaian yang tinggi dalam satu aspek cenderung dibarengi oleh pencapaian yang agak rendah dalam aspek lainnya. Apabila pencapaian kompetensi dalam bahasa target tinggi, pencapaian kompetensi dalam bidang studi tidak setinggi pencapaiannya dalam bahasa target atau sebaliknya.
3. Penguasaan bahasa lulusan/siswa dalam bahasa target jauh lebih tinggi dibandingkan dengan lulusan/siswa yang mengikuti kelas reguler, tetapi tidak sepadan dengan kemampuan penutur asli karena diwarnai oleh sejumlah kesalahan tatabahasa dan ucapan.
Agar pencapaian kompetensi dalam bidang studi dan bahasa Inggris tinggi dan seimbang, perlu upaya pengembangan program-program pendukung antara lain:
1. Penciptaan suasana akademik dan sosial yang mendukung
2. Penyelenggaraan Bridging Course bahasa Inggris
3. Penyediaan Self-Access Learning Centre
4. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang mendorong atau memfasilitasi penggunaan bahasa Inggris di sekolah secara efektif
Selain itu perlu dikembangkan model pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris yang sesuai dengan ciri dan karakter sekolah. Berikut ini diuraikan beberapa contoh model pembelajaran dimaksud.
Model pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang baik adalah model yang memfasilitasi pencapaian kompetensi yang tinggi dalam bidang studi dan dalam bahasa Inggris (subject matter and language) dan keduanya diberi perhatian secara proporsional. Focus on language sangat penting untuk menghindarkan siswa dari fosilisasi, yaitu pemerolehan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Inggris sebagaimana digunakan oleh penutur asli bahasa Inggris. Berikut adalah contoh model penyelenggaraan pembelajaran.
1. Terpisah (parallel): perkembangan bahasa siswa difasilitasi melalui kegiatan penunjang di luar pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam Bahasa Inggris yang diikuti siswa di sekolah.
a. Siswa menerima pelajaran tambahan berupa English for Mathematics and Science yang dilakukan oleh guru bahasa Inggris dan/atau guru MIPA. Materi pelajaran tambahan ini didasarkan pada kebutuhan dan urutan penyajian tema-tema pelajaran yang ada pada pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris. Idealnya sebelum siswa mempelajari pokok bahasan tertentu, siswa sudah diperkenalkan dengan bahasa (kosa kata, tata bahasa, ekspresi, dsb.) yang akan dipergunakan dalam mempelajari pokok bahasan tersebut.
b. Model ini cocok bagi sekolah yang guru MIPA-nya memiliki pengetahuan kebahasaan yang terbatas dan team-teaching antara guru bahasa Inggris dan guru MIPA tidak dapat berjalan dengan baik.
c. Dalam model ini pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris berlangsung dengan tahapan-tahapan pembelajaran seperti pada pembelajaran MIPA pada umumnya. d. Model ini agak mahal dan memerlukan waktu cukup banyak tetapi efektif dalam pencapaian tujuan (peningkatan kemahiran berbahasa Inggris).
2. Terpadu (integrated): perkembangan bahasa siswa difasilitasi secara terpadu dalam pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris. Artinya, siswa menerima materi English for Mathematics and Science bersamaan ketika mereka menerima pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dalam bahasa Inggris. Model ini cocok/sesuai untuk guru MIPA dengan pengetahuan kebahasaan tinggi. Diagram 2 berikut ini menggambarkan apa yang dilakukan oleh guru dan siswa pada setiap tahapan ketika mereka mengikuti pembelajaran. Secara umum, pembelajaran terbagi menjadi tiga tahap utama, yaitu tahap persiapan (preparation), tahap pembelajaran (the lesson), dan tahap penguatan/pengayaan (reinforcement/ enrichment).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger